Masalah Pokok Ruang Lingkup Kebudayaan
Terdapat dua masalah pokok yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata
kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
Ø Aspek kehidupan yang seluruhnya
merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan
menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing-masing keahlian
(disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar
bidang)berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
Ø Hakekat manusia yang satu
(universal), namun banyak perbedaan- perbedaan antara manusia yang satu dengan
yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang,
tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana
terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan, pikiran, dan
perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Dari kedua masalah pokok yang dapat
dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, nampak dengan
jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak
sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia
dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan
Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar. Pokok – Pokok Bahasan Ilmu
Budaya Dasar :
1.
Manusia dan Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh
betas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga
kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
betas kasihan.
Cinta diri erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi
dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara
bahaya.
Namun hendaknya cinta manusia pada
dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta
pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat
kebajikan kepada mereka.
2.
Manusia dan Keindahan
Keindahan itu adalah definisi yang
menjadi sangat valid bila dan hanya bila terkait kepada sesuatu yang kita tidak
miliki, Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru bisa dikomunikasikan setelah
mempunyai bentuk yang kongkrit.
Keindahan berasal dari kata indah,
yang artinya bagus, permai, cantik, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat
indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl,
pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung),
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman,
peralatan rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran.
Manusia memiliki lima komponen yang
secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen
tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal
yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya
manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan
akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat,
dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan
ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
3.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang
sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang
penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri
manusia.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya
dari luar diri manusia. Faktor ini dapat dibedakan atas dua macam; yaitu
eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar –
benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak
bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan. Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang
termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan, memang tak hanya
terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal
yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah
atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain
itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal.
4.
Manusia dan Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah
antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung
ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut
mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang
harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing –
masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran
terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Menurut pendapat yang lebih umum
dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara
hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan
menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh
bagian yang sama dari kekayaan bersama.
5.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan Hidup adalah suatu pedoman
atau petunjuk hidup yang dipakai manusia berdasarkan pada
pengalaman hidupnya.
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan
hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting,
kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya
dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan
hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu ialah: mengenal, mengerti, menghayati, meyakini, mengabdi,
mengamankan.
Pandangan Hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya,
yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari
agama
2. Pandangan hidup yang berupa
Ideologi
3. Pandangan hidup yng berupa
renungan
6.
Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian
Tanggungjawab menurut kamus umum
Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggungjawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggungjawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tangungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
7. Manusia
dan Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun
ketakuatan. Menurut Sigmund Freud, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif), kecemasan neorotik dan
kecemasan moril.
8. Manusia
dan Harapan
Harapan yang dibuat oleh hati Anda adalah impian Anda.
Sedangkan harapan yang dibuat oleh pikiran Anda adalah rencana Anda. Dengannya,
Anda tidak mungkin melihat jalan-jalan menuju ke tempat-tempat yang baik, bila
hati Anda kosong dari harapan.
Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang
mudah menerima yang kecil dan yang sederhana – sebagai syarat bagi pencapaian
yang besar dan yang sulit.
Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk
menggunakan semua kekuatan dari keberadaan Anda – untuk mencapai yang tertinggi
dari yang mungkin Anda capai.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan
terhadap diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan YME. Agar harapan kita
terwujud maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh manusia wajib berdoa. Karena usaha dan doa merupakan
sarana terkabulnya harapan. Ada beberapa dorongan berbagai kepercayaan dan
usaha untuk meningkatkan harapan di antara lainnya:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri
2. Kepercayan kepada orang lain
3. Kepercayan terhadap pemerintah
4. Kepercayaan kepada Tuhan