Tuesday, 31 March 2020

Dampak Positif COVID-19 Terhadap Perekonomian dan Bisnis



Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Seperti dikutip dari World Health Organization (WHO), virus Corona berasal dari Coronaviruses (CoV) yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Sedangkan untuk Novel Coronavirus (nCoV) atau sekarang diberi nama COVID-19 adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini berawal pada tanggal 30 Desember 2019 di Wuhan, Cina. Dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”. Penyebaran virus ini sangat cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Penyebaran virus ini membawa dampak pada perekonomian dunia, baik dari sisi ekonomi, bisnis, investasi, maupun pariwisata. Saat ini, World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemic.
Namun, ditengah mewabahnya virus COVID-19 ini, ada beberapa dampak postif terhadap perekonomian dan bisnis. Salah satunya berbelanja lewat e-commerce. Volume transaksi dan penjualan platform e-commerce cenderung meningkat. Sebab, masyarakat mengurangi aktivitas belanja di luar rumah. Memilih berbelanja online karena lebih efektif dan tidak perlu meninggalkan rumah. Seperti pada tabel dibawah ini.



Salah satu platform e – commerce, Shopee misalnya. Saat ini di tengah mewabahnya virus COVID-19, transaksi di Shopee cenderung bertumbuh. Shopee melakukan strategi untuk menarik peminat pelanggan dengan cara merekomendasi produk penunjang kesehatan seperti masker, vitamin, antiseptik serta informasi seputar perlindungan diri dari virus COVID-19 pada halaman home-nya sehingga seller yang menjual alat kesehatan pada kondisi saat ini sangat diuntungkan. Selain penjual alat kesehatan, penjual bahan makanan dan makanan instan pun juga diuntungkan, karena saat ini masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Shopee juga menindak akun para penjual nakal di aplikasinya, yang menaikkan harga masker secara tidak wajar. Shopee juga menjamin bahwa produk Cina yang dijual pada platform tersebut terbebas dari virus COVID-19, karena gudang mereka selalu disemprot cairan disinfektan. Selain Shopee, platform e-commerce lainnya seperti Tokopedia juga mengalami peningkatan pemesanan. Tetapi, Tokopedia memiliki strategi lain, Tokopedia memberikan promo bebas ongkir hingga Rp 40.000 ini dapat digunakan dengan minimum transaksi pembelanjaan sebesar Rp 50.000 dan dipakai hingga lima kali transaski per hari ke seluruh Indonesia. Promo ini diberikan agar masyarakat dapat memilih belanja secara online sebagai alternatif untuk mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai sekaligus mendorong bisnis lokal untuk terus beroperasi secara online. Selain itu, Tokopedia juga melakukan kampanye Peduli Sehat Lengkapi Persediaan Rumah sesuai kebutuhan masyarakat. Sama halnya dengan Shopee, Tokopedia juga menindak akun para penjual nakal di aplikasinya, yang menaikkan harga masker secara tidak wajar. Pengguna tidak perlu khawatir dengan paket yang dikirim, karena paket yang masuk dan keluar akan disemprotkan disinfektan terlebih dahulu, seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang pengiriman dan logistik seperti JNE dan J&T Express.
Saat ini, ada pula supermarket yang menyediakan jasa pesan antar seperti yang dilakukan oleh Hypermart dan Aeon. Masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok dengan menggunakan aplikasi Hypermart atau dengan menghubungi layanan pesan antar via WhatsApp untuk membeli kebutuhan pokok di supermarket Aeon. Selain dua supermarket tersebut, masyarakat dapat membeli kebutuhan pangan di aplikasi Sayurbox atau HappyFresh. Saat ini, dua aplikasi tersebut sedang banyak digunakan mengingat kondisi saat ini yang tidak memungkinkan masyarakat untuk keluar rumah untuk membeli kebutuhan pangan seperti buah dan sayur. Dengan adanya virus COVID-19 ini, banyak juga pelanggan yang menggunakan delivery online untuk memesan makanan. Selain memesan langsung menggunakan aplikasi restoran, banyak juga yang memesan melalui aplikasi ojek online seperti GoFood dan GrabFood. Dengan memesan melalui aplikasi ojek online, pengguna secara tidak langsung membantu para driver ojek online yang sedang sepi orderan karena berkurangnya penggunaan jasa transportasinya.
Selain dalam bidang e-commerce dan F&B, ada pula aplikasi layanan kesehatan yang semakin diminati, seperti Alodokter dan Halodoc. Startup kesehatan, Alodokter mencatat kunjungan ke halaman informasi utama pada platform mencapai 2 juta sejak virus COVID-19 mewabah. Pencarian tentang COVID-19 di platform Halodoc juga meningkat 600%. Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang sedang sakit takut tertular COVID-19 bila berobat ke klinik atau rumah sakit, sehingga mereka lebih memilih untuk konsultasi dengan dokter via aplikasi tersebut dan dapat membeli obat via online yang nantinya akan dikirim menggunakan jasa delivery. Selain dua aplikasi tersebut, ada pula klinik kecantikan NMW yang menyediakan layanan konsultasi online via WhatsApp yang nantinya obat yang diresepkan akan dikirimkan menggunakan jasa pengiriman dan logistik. Layanan cloud computing juga mengalami peningkatan trafik yang besar karena banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja work from home (WFH) alias kerja dari rumah. Microsoft mencatat ada peningkatan penggunaan layanan cloudnya sebesar 775%.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya wabah virus COVID-19 ini, tidak serta merta membuat perekonomian dan bisnis lumpuh total, hal ini tidak lain karena semakin berkembangnya teknologi informasi.