Dampak Positif COVID-19 Terhadap Perekonomian dan Bisnis
Virus Corona atau severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian. Seperti dikutip dari
World Health Organization (WHO), virus Corona berasal dari Coronaviruses (CoV)
yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Sedangkan untuk Novel Coronavirus (nCoV) atau sekarang
diberi nama COVID-19 adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya
pada manusia. Virus ini berawal pada tanggal 30 Desember 2019 di Wuhan, Cina. Dimana
Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the
treatment of pneumonia of unknown cause”. Penyebaran virus ini sangat cepat dan
telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk
Indonesia. Penyebaran virus ini membawa dampak pada perekonomian dunia, baik
dari sisi ekonomi, bisnis, investasi, maupun pariwisata. Saat ini, World Health
Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemic.
Namun, ditengah mewabahnya virus COVID-19 ini, ada beberapa
dampak postif terhadap perekonomian dan bisnis. Salah satunya berbelanja lewat e-commerce. Volume transaksi dan
penjualan platform e-commerce
cenderung meningkat. Sebab, masyarakat mengurangi aktivitas belanja di luar
rumah. Memilih berbelanja
online karena lebih efektif dan tidak perlu meninggalkan rumah. Seperti
pada tabel dibawah ini.
Salah satu platform e –
commerce, Shopee misalnya. Saat ini di tengah mewabahnya virus COVID-19,
transaksi di Shopee cenderung bertumbuh. Shopee
melakukan strategi untuk menarik peminat pelanggan dengan cara merekomendasi produk penunjang kesehatan seperti masker,
vitamin, antiseptik serta informasi seputar perlindungan diri dari virus COVID-19
pada halaman home-nya sehingga seller yang menjual alat kesehatan pada
kondisi saat ini sangat diuntungkan. Selain penjual alat kesehatan, penjual
bahan makanan dan makanan instan pun juga diuntungkan, karena saat ini
masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Shopee juga menindak akun
para penjual nakal di aplikasinya, yang menaikkan harga masker secara tidak
wajar. Shopee juga menjamin bahwa produk Cina yang dijual pada
platform tersebut terbebas dari virus COVID-19, karena gudang mereka selalu
disemprot cairan disinfektan. Selain Shopee, platform e-commerce lainnya seperti Tokopedia juga mengalami
peningkatan pemesanan. Tetapi, Tokopedia memiliki strategi lain, Tokopedia
memberikan promo bebas ongkir hingga Rp 40.000
ini dapat digunakan dengan minimum transaksi pembelanjaan sebesar Rp 50.000 dan
dipakai hingga lima kali transaski per hari ke seluruh Indonesia.
Promo ini diberikan agar masyarakat dapat
memilih belanja secara online sebagai alternatif untuk mengurangi risiko
penyebaran virus di tempat ramai sekaligus mendorong bisnis lokal untuk terus
beroperasi secara online. Selain itu,
Tokopedia juga melakukan kampanye Peduli Sehat Lengkapi Persediaan Rumah sesuai
kebutuhan masyarakat. Sama halnya dengan Shopee, Tokopedia juga menindak akun para penjual nakal di aplikasinya,
yang menaikkan harga masker secara tidak wajar. Pengguna tidak
perlu khawatir dengan paket yang dikirim, karena paket yang masuk dan keluar
akan disemprotkan disinfektan terlebih dahulu, seperti yang dilakukan oleh
perusahaan yang bergerak dibidang pengiriman dan logistik seperti JNE dan
J&T Express.
Saat
ini, ada pula supermarket yang menyediakan jasa pesan antar seperti yang
dilakukan oleh Hypermart dan Aeon. Masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok
dengan menggunakan aplikasi Hypermart atau dengan menghubungi layanan pesan
antar via WhatsApp untuk membeli kebutuhan pokok di supermarket Aeon. Selain
dua supermarket tersebut, masyarakat dapat membeli kebutuhan pangan di aplikasi
Sayurbox atau HappyFresh. Saat ini, dua aplikasi tersebut sedang banyak
digunakan mengingat kondisi saat ini yang tidak memungkinkan masyarakat untuk
keluar rumah untuk membeli kebutuhan pangan seperti buah dan sayur. Dengan
adanya virus COVID-19 ini, banyak juga pelanggan yang menggunakan delivery online untuk memesan makanan.
Selain memesan langsung menggunakan aplikasi restoran, banyak juga yang memesan
melalui aplikasi ojek online seperti
GoFood dan GrabFood. Dengan memesan melalui aplikasi ojek online, pengguna secara tidak langsung membantu para driver ojek online yang sedang sepi orderan karena berkurangnya penggunaan jasa
transportasinya.
Selain dalam bidang e-commerce dan F&B, ada pula aplikasi layanan kesehatan yang
semakin diminati, seperti Alodokter dan Halodoc. Startup kesehatan, Alodokter mencatat kunjungan ke halaman
informasi utama pada platform
mencapai 2 juta sejak virus COVID-19 mewabah. Pencarian tentang COVID-19 di
platform Halodoc juga meningkat 600%. Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang
sedang sakit takut tertular COVID-19 bila berobat ke klinik atau rumah sakit,
sehingga mereka lebih memilih untuk konsultasi dengan dokter via aplikasi
tersebut dan dapat membeli obat via online
yang nantinya akan dikirim menggunakan jasa delivery.
Selain dua aplikasi tersebut, ada pula klinik kecantikan NMW yang menyediakan
layanan konsultasi online via
WhatsApp yang nantinya obat yang diresepkan akan dikirimkan menggunakan jasa
pengiriman dan logistik. Layanan cloud computing juga mengalami
peningkatan trafik yang besar karena banyak perusahaan yang menerapkan sistem
kerja work from home (WFH) alias
kerja dari rumah. Microsoft mencatat ada peningkatan penggunaan layanan
cloudnya sebesar 775%.
Dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya wabah virus COVID-19 ini, tidak serta merta membuat perekonomian dan
bisnis lumpuh total, hal ini tidak lain karena semakin berkembangnya teknologi informasi.